Jakarta,detiknewstv.com Investasi BUMN Telkomsel ke perusahaan GoTo yang disebut menimbulkan kerugian negara senilai Rp 6,7 triliun terus menuai sorotan.
Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (Maki) Boyamin Saiman meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun melakukan penyelidikan, bukan hanya sebatas pemantauan.
“KPK memang harus menyelidiki dugaan penyimpangan pembelian saham GoTo,” kata Boyamin saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, di Jakarta, Minggu (19/2).
Menurut Boyamin, setidaknya terdapat kejanggalan soal investasi ini, ketika Telkomsel justru ingin membeli saham GoTo. Padahal, Boyamin mengungkap, pada dasarnya BUMN hanya boleh membeli saham atau investasi kepada perusahaan yang untung.
“Setidaknya catatan pembukuannya itu untung. Nah sementara GoTo, masih merugi. Itu mestinya enggak boleh (Telkomsel) beli saham GoTo, tapi kan kemudian aturan itu seperti boleh, Telkom membeli saham GoTo dengan alasan mendukung start up karya anak bangsa, tapi apapun buktinya tidak sesuai dengan ekspektasi dan turun terus harganya,” beber Boyamin.
Hal inilah, yang menurut Boyamin penting untuk diselidiki oleh KPK terkait dengan adanya dugaan penyimpangan dalam investasi ini. Sebab, telah diketahui bersama, BUMN dipimpin oleh Erick Thohir, dan seperti kebetulan, Telkomsel yang merupakan perusahaan BUMN membeli saham GoTo dimana komisaris utama dan pemegang saham mayoritas ialah Garibaldi Thohir alias Boy Thohir, kakak kandung Erick Thohir.
“Makanya, ya bisa aja terjadi dugaan penyimpangan. KPK harus melakukan penyelidikan bukan hanya pemantauan,” tekan Boyamin.
Disisi lain, menurut dia, perlu juga dilihat dan dipastikan ketika harga saham GoTo lebih tinggi dibanding harga pada saat beli namun oleh Telkomsel tidak dijual.
“Apakah ada yang menghalangi atau melarang Telkom menjual saham. Kalau ada, ya didalami apa motifnya,” pungkas Boyamin.
Diketahui, BUMN Telkomsel menggelontorkan dana 150 juta dolar AS atau setara Rp 2,1 triliun yang dikonversi menjadi 29.708 lembar saham GoTo pada 18 Mei 2021. Lalu perusahaan telekomunikasi ini menyuntik lagi ke GoTo senilai 300 juta dolar AS atau setara Rp 4,2 triliun yang merupakan opsi beli menjadi 59.417 lembar. Sehingga total 89.125 lembar saham senilai Rp 6,3 triliun uang Telkomsel mengalir kepada GoTo.
Namun, pada 13 Mei 2022 saham GoTo anjlok 50 persen lebih sejak IPO menjadi Rp 194 perlembar. Nilainya turun sebesar 26 persen dari harga pembelian oleh Telkomsel yakni Rp 265,5 perlembar.
Terkini, saham GoTo anjlok hingga 6,25 persen ke level terendah 105 dan mencapai batas auto reject bawah (ARB) pada perdagangan hari Jumat, 10 Februari 2023.
Tim Redaksi