Jakarta,detiknewstv.com Kita patut memberikan apresiasi khusus buat segenap Pemerintah daerah Lanny Jaya maupun suku kerabat kami, suku Lanny. Sebab Kabupaten hasil pemekaran Kab.Jayawijaya pada 2008 ini dapat dibilang makin maju dalam sektor pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) bila dibandingkan dengan kab. lainnya. Termasuk dari Kabupaten induknya,Jayawijaya.
Catatan apolitis ini merupakan bentuk ungkapan apresiasi dan pengakuan atas pencapaian prestasi cemerlang pemerintah daerah mereka dalam upaya membangun sumber daya Orang Asli Lanny. Khususnya dibidang Kedokteran dalam satu dekade ini (2010-2020).
Sudah lama,saya memperhatikan kebijakan pembangunan SDM kesehatan di era kepemimpinan dua periode Bupati Befa Yigibalom cukup berhasil. Buktinya saya lihat dan saksikan sendiri mulai dari dominasi mahasiswa Lanny di Fakultas Kedokteran Uncen sejak tahun 2010 an. Bahkan dari jauh sebelumnya sudah ada beberapa mahasiswa Lanny yang sudah menjadi mahasiswa FK sejak tahun-tahun awal Kampus Kedokteran Uncen dibuka di tanah Papua. Padahal Kabupaten ini baru dimekarkan pada 2008.
Dalam sektor pelayanan kesehatan, masyarakat dan mahasiswa Lanny di Kota studi Jayapura diberikan layanan bersubsidi khusus layaknya jaminan pelayanan kesehatan lokal mereka dengan kerja sama dengan RS Dian Harapan melalui program Lanny Jaya Sehat. Demikian pula, dalam aspek fasilitasi sarana penunjang akomodasi SDM dokter, mahasiswa FK asal Lanny Jaya menjadi satu-satunya mahasiswa/i FK asal Lapago di Kota Jayapura yang diberi tempat khusus dengan sistem kontrak rumah/kost. Sementara itu nasib mahasiswa FK Lapago lainnya tidak jelas.
Saya masih ingat bagaimana kawan-kawan mahasiswa Lanny pada beberapa tahun lalu diperhatikan cukup serius oleh Pemda mereka. Mulai dari pemberian bantuan dana beasiswa bagi mahasiswa kedokteran (Klinik dan Praklinik) tiap semester, dimana satu mahasiswa FK diberikan 15 juta-50 juta per semester/orang secara rutin. Alhasil, ade-ade, kaka-kaka dan kawan-kawan kami bisa cukup untuk beli buku cetak, beli kendaraan penunjang, hp, laptop dll adalah bukti nyata. Bahkan mereka diberikan akomodasi khusus yaitu mahasiswa FK berikan kontrakan rumah tersendiri atau dipisahkan dari mahasiswa jurusan lainnya dari asrama gabungan.
Ketika dengar dan menyaksikan kebijakan istimewa itu, kami mahasiswa dari kabupaten lain, apalagi kabupaten induk Jayawijaya hanya bisa heran, tercengang dan sebagai manusia timbul sedikit rasa iri diselingi kecewa luar biasa pada Pemda kami yang tidak jelas anggarannya dikemanakan sejak 2010 hingga 2019/2020 ketika Otsus berakhir.
Hasil dari investasi perhatian Pemda Lanny yg ditopang oleh pemimpin yg berkarakter builder, tidak ego, tidak ambisius, tidak mata uang, tidak bermental mafia dan bisnis mulai terlihat. Pada tahun 2012 ke atas beberapa anak asli suku Lanny dilantik jadi dokter umum.
Sebut saja selain ada dokter pertama senior kami, dr. Deni Kogoya, ada dr. Frida Kogoya, dr. Alfrida Kogoya, dr. Milka Kogoya, dr. Ommy Kogoya dan dr. Zem A.Tabuni. Belakangan ada dr. Abetius Wenda, dr. Jelita Kogoya, dr. Dalos Wanena dan beberapa dokter alumni luar Papua. seperti dr. Frengky Wenda, dr. Ema dll. Itu yang sudah menjadi dokter umum.
Belum dihitung yang sedang berada di bangku kuliah (S1) dan praktek profesi (Dokter Muda/ (Coasst). Ada sekitar 10-20 calon dokter masa depan anak asli Lanny yang bakal menyusul para senior mereka yang sudah merintis dan membuka jalan satu profesi langka yang luhur berprinsip kemanusiaan ini.
Lebih luar biasanya lagi perhatian dan dukungan penuh Pemerintah Daerah tidak hanya berhenti/kandas hanya sampai pada jenjang dokter Umum. Setelah beberapa waktu lalu ada salah satu orang dokter dari sejumlah nama di atas yang sudah di sekolahkan di jenjang program pendidikan dokter spesialis (PPDS).
Kemarin ada informasi lagi, bahwa Pemda Lanny di bawah komando PJ Bupati, Petrus Wakerkwa sudah menyiapkan beberapa anana dokter asli Lanny tersebut untuk mengambil sekolah lanjutan spesialis lewat kontrak MoU kerjasama dengan salah satu Universitas terkemuda Indonesia, Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta yang dimulai tahun ini (Lihat tema gambar kerjasama di atas). Artinya sekitar 4 tahun ke depan, tepatnya tahun 2027 sudah akan ada beberapa dokter spesialis anak asli suku bangsa Lanny yang bakal lahir dan menjadi petugas dan pelayan di rumah sakit-rumah sakit utama di Provinsi Papua Pegunungan.
Sementara itu, sayangnya, sangat miris sekali. Kabupaten induknya Jayawijaya selama hampir 60 tahun berdiri akan tertinggal jauh dari Kab. Lanny Jaya yang baru berusia 14 tahun karena hanya baru bisa hasilkan satu dokter umum, yakni dr. Ronny Oagay. Itupun apakah dibantu oleh pemda atau tidak, masih menjadi pertanyaan. Kemudian disusul oleh dr. Dernus Komba dan dr. Herman Himan beberapa tahun lalu dan tahun ini, itu pun setelah berjuang panjang secara tertatih-tatih.
Beberapa kabupaten Pemekaran lainnya, seperti Tolikara, Yalimo, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Mamberamo Tengah dan Nduga masih menyusul. Untuk sementara jumlah anak asli mereka yang sedang mengenyam pendidikan dokter umum, masih kurang dari 5 orang. Kecuali Kab. Nduga dan Pegunungan Bintang yang sama sekali tidak ada (Khususnya di FK Uncen).
Dengan demikian, kita sebenarnya bertanya apakah kehadiran DOB Provinsi Papua Pegunungan kemarin itu, sudah layak dan sudah siapkan SDM dokter Umum dan spesialis kah? Atau asal saja hadir yang penting target politik jalan dan dana jalan.
Kewalahan terbesar OAP Lapago besok adalah bila ada kasus seperti Wamena Berdarah 23/02 itu, terjadi dan ada tuntutan keluarga dan pihak lembaga kemanusiaan untuk melakukan otopsi, maka akan sulit karena tidak ada dokter spesialis Kedokteran Kehakiman atau dokter Forensik. Kemarin masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah Wamena boleh saja meminta dilakukan Otopsi tapi apakah SDM anana kita sudah ada dibagian itu, sehingga hasil Otopsi bisa dipastikan kenetralannya? Ini pekerjaan berat dan menantang ke depan di dalam provinsi Papua Pegunungan.
Akhir catatan ini, meski banyak tantangan, saya yakin bahwa Kab Lanny Jaya dengan segala keunggulan SDM dokternya akan menjadi secercah harapan bagi pelayanan kesehatan demi kesembuhan semua orang asli Papua di Lapago yang sakit dan menderita.
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa untuk membangun sebuah daerah dan masyarakat yang utama adalah soal pembangunan sumber daya manusia, khususnya kesehatan karena kesehatan adalah aspek fundamental hidup dan kehidupan.
Harapannya ke depan semoga kabupaten lain dapat belajar dari terobosan kebijakan Pemda Lanny Jaya dan suku besar Lanny secara umum yang mampu membawa mereka keluar sebagai satu-satu Kabupaten di wilagah Lapago Papua Pegunungan yang suksee dalam konteks pembangunan sumber daya manusia dibidang kedokteran.
Tuhan Memberkati.
Kota Panas,
Rabu, 15 Maret 2023.
_Penulis adalah orang Kampung tapi tinggal di Kota Jayapura_