Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kepemimpinan Jhon Richard Banua Kabupaten Jayawijaya Gagal Total Tanpa Pembangunan sama sekali !!

Maret 17, 2023 | Maret 17, 2023 WIB Last Updated 2023-03-21T06:35:38Z
Foto Jhon Richard Banua bupati Jayawijaya Papua 

Jakarta,detiknewstv.com Catatan Refleksi Akhir Tahun ustadz Ismail Asso mengatakan 
Tahun lalu, tepatnya 30 Juni Tahun 2021, saya tiba di Kota Wamena, langsung menuju ke Kampung Assolipele Distrik Walesi. 

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini saya agak lama tinggal (selama 7 bulan) di Wamena dan keliling melihat-lihat seluruh sudut Lembah Balim Jayawijaya dari ujung ke ujung semua tempat saya singgahi.

Setiap tahun -saya rutin pulang ke Wamena, sejak meninggalkan Kota Wamena dari tahun 1988, begitu lulus Madrasah Ibtidaiyyah (MI) setingkat Sekolah Dasar (SD), puluhan tahun merantau (Jakarta), pertama sejak lulus Madrasah Aliyah (MA) di Pondok Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Sawangan, Depok-Bogor, Jawa Barat, tahun 1995, kala itu —apalagi masa kuliah jadi mahasiswa Intitut Agama Islam Negeri (IAIN, kini Universitas Islam Negeri (UIN), Syarif Hidayatullah Jakarta —saya selalu pulang walaupun hanya sebentar.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini saya tinggal di Wamena lama-setengah tahun. Saya tiba di Kota Wamena bertepatan dengan wafatnya Orangtua di Welesi. 

Itulah moment pertama saya dari Jakarta mudik pulang kampung dipinggiran Kota Wamena bagian selatan selama setengah tahun saya keliling Kota Wamena dari Kampung-Ke kampung, dari Distrik ke Distrik, dihampir seluruh Kota Wamena Kabupaten Jayawijaya saya keliling melihat dan menyaksikan puing-puing sisa kehancuran dan kebakaran dalam kerusahan pasca Pilpres tahun 2018 lalu tanpa rekontruksi kembali oleh Bupati Jayawijaya John Banua.

Setelah satu tahun saya meninggalkan Kota Wamena Kabupaten Jayawijaya, dari tahun 2021 pergantian tahun dari tahun 2021 ke tahun 2022, saya ada di Kampung (Walesi). Bertepatan dengan ini saya tulis, dua hari lagi kita akan memasuki tahun baru tahun 2023.

Sesuai judul tulisan catatan ini saya persembahkan disini sebagai evaluasi menyeluruh pengamatan penulis ketika hilir-mudik, dari dan ke bolak-balik Jakarta-Wamena sebuah refleksi akhir tahun 2022 ke tahun 2023.

B. Kegagalan Bupati John Banua Dalam Semua Sektor Pembangunan

Secara partial (sektoral) sering saya soroti, sebagai catatan kritis, sembari memberi rekomendasi perbaikan sebelum ini saya sampaikan secara publis. Dalam catatan ini saya tidak akan mengulang-ulang.

Catatan ini sebagai kesimpulan gambaran umum pembangunan Jayawijaya, secara keseluruhan sama sekali tidak nampak progresivitas pembangunan oleh Bapak Bupati Jayawijaya, John Banua, selama beberapa tahun berkuasa.

Adapun sektor - sektor perbaikan sebagai rekomendasi saya pernah soroti diantaranya sbb:

1. Perlunya perbaikan managemen “satu pintu”, dalam pengelolaan keuangan sesuai semangat Otonomi Khusus Papua (UU Otsus, No: 25) soal perimbangan keuangan antar Pusat dan Daerah, dalam implementasinya terwujud dalam kucuran Dana Otsus untuk Kabupaten Jayawijaya, 1,800 Trilyun, dalam prakteknya melalui hanya “satu pintu”.
2. Dana Desa, 1 Milyar seluruh Indonesia, kucuran langsung dari Pusat. Dalam pelaksanannya di masing-masing Kabupaten dan Propinsi Papua menjadi berbeda dalam penyalurannya karena banyak pemotongan disana-sini, hingga akhirnya penerimaan masing-masing bahkan hanya diterima beberapa ratus juta.
3. Pembagian dan pemberdayaan Pengusaha lokal, walaupun ada KAP dan PU Jayawijaya dalam pelaksanannya untuk Kabupaten Jayawijaya. Pelaksanaan proyek pembagiannya umumnya pengusah lokal hanya “dijatah”, nilainya tak lebih 50 juta-hingga 250 juta, selebihnya proyek bernilai milyaran masih ditangani PT korporasi milik Bupati John Banua sebagai Bupati Jayawijaya.
4. Pengelolaan harga BBM khusus Kota Kabupaten Jayawijaya penuh dengan kekacauan karena harga tak sesuai standar nasional sebagaimana Keputusan Presiden RI.
5. Pengelolaan sektor pendidikan Jayawijaya dinas pendidikan hanya lembaga tanpa kewenangan, semua dana dan kebijakan beasiswa oleh Pemda Jayawijaya masih amburadul.
6. Pengelolaan Dinas Kesehatan secara umum Jayawijaya sangat buruk.
7. Struktur pembagian Kepala Dinas OPD secara keseluruhan Kabupaten Jayawijaya masih dominan non Putra Daerah dan masih menyisihkannya Putra Daerah Jayawijaya.
8. Seluruh lembaga Demokrasi Jayawijaya dibungkam karena semua Partai Politik dan Anggota DPRD dibina Bupati sehingga sistem check in balance tak berfungsi sema sekali, (demokrasi Jayawijaya mati total).
9. Seluruh Partai Politik sepenuhnya dikuasai oleh Bupati Jayawijaya adalah menunjukkan sistem otoritanisme nyata berlangsung selama ini di Jayawijaya selama John Banua berkuasa menjadi Bupati Jayawijaya.
10. Pembagian Dana Hibah hanya disalurkan ke Gereja sementara sejumlah Mesjid dan puluhan Mushollah diKampung-Kampung sama sekali tak mendapatkan bantuan.

C. Dari Berbagai Sektor Catatan Diatas Kedepan Perlu Perbaikan Sistem Menyeluruh

Ini hanya beberapa sektor pembangunan secara keseluruhan pembangunan Jayawijaya dibawah Bupati John Banua sama sekali tak nampak perbaikan. Termasuk rekontruksi gedung-gedung pemerintahan didalamnya Kantor Bupati Jayawijaya sama sekali jauh dari harapan kapan dibangun selesai.

Kesimpulan saya dengan uraian catatan sedikit ini saya berkesimpulan bahwa Pembangunan Jayawijaya dibawah Kepemimpinan Bupati John Banua gagal total tanpa pembangunan.

Untuk itu rekomendasi saya kedepan John Banua sebagai warga negara berhak maju dan dipilih oleh pendukungnya. Namun sebagai warga Jayawijaya, sebagai orang Kampung, saya tidak menginginkan John Banua kembali maju menjadi Bupati Kabupaten Jayawijaya karena secara keseluruhan menunjukkan John Banua merusak Kabupaten dan menerlantarkan pembangunan tanpa perbaikan sama sekali.

Semoga catatan ini sebagai landasan pijak untuk perbaikan Kabupaten Jayawijaya dan sekaligus jika Kotamadya Kota Wamena terbentuk termasuk Propinsi Papua Pegunungan kita tidak menginginkan tampilnya pemimpin yang tak melakukan apa-apa untuk tampil maju kedepan.



Sumber: Ustadz Ismail Asso, Kelahiran Walesi adalah Tokoh Independent dan pemerhati Pembangunan Jayawijaya.
×
Berita Terbaru Update