Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Mulianya Bulan Ramadhan: Hikmah Melaksanakan Ibadah Puasa Sebulan Penuh

Maret 23, 2023 | Maret 23, 2023 WIB Last Updated 2023-03-23T09:41:22Z
Pacitan, Jawa Timur Detiknewstv.com - Alhamdulillah, hari ini kita memasuki bulan Ramadhan. Berikut adalah keistimewaan-keistimewaan yang disebutkan dalam berbagai ayat dan hadits. Semoga dengan mengetahui hal ini, kita akan semakin semangat di bulan Ramadhan.

1. Ramadhan adalah Bulan Diturunkannya Al Qur’an. Allah Ta’ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)

2. Setan-setan Dibelenggu, Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Surga Dibuka Ketika Ramadhan Tiba.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (muttafaq'alaih)

3. Terdapat Malam yang Penuh Kemuliaan dan Keberkahan (Laillatul Qodr).
Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 1-3).

4. Bulan Ramadhan adalah Salah Satu Waktu Dikabulkannya Do’a.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.” (HR. Al Bazaar)

اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً

“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)

Berkata sebagian para Ariffin,

الصوم بقدر ما يكون تجويعا للبطن فانه يكون غذاء للروح

"Besarnya makanan bagi ruh sesuai kadar kosongnya perut seseorang.

Semakin lapar perut seseorang ketika berpuasa semakin besar cahaya yang masuk ke dalam ruhnya.

Al-Imam Al-Habib Abdullah Al-Haddad berkata:
,
ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺤﺪﺍﺩ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ: ﻭﻣﻦ ﺁﺩﺍﺏ ﺍﻟﺼﺎﺋﻢ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻜﺜﺮ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﺑﺎﻟﻨﻬﺎﺭ ، ﻭﻻ ﻳﻜﺜﺮ ﺍﻷﻛﻞ ﺑﺎﻟﻠﻴﻞ ، ﻭﻟﻴﻘﺘﺼﺪ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺣﺘﻰ ﻳﺠﺪ ﻣﺲ ﺍﻟﺠﻮﻉ ﻭﺍﻟﻌﻄﺶ ؛ ﻓﺘﺘﻬﺬﺏ ﻧﻔﺴﻪ ﻭﺗﻀﻌﻒ ﺷﻬﻮﺗﻪ ، ﻭﻳﺴﺘﻨﻴﺮ ﻗﻠﺒﻪ ...ﻭﺫﻟﻚ ﺳﺮ ﺍﻟﺼﻮﻡ ﻭﻣﻘﺼﻮﺩﻩ (ﺍﻟﻨﺼﺎﺋﺢ ﺍﻟﺪﻳﻨﻴﺔ ﺹ 138)

"Diantara adab-adabnya orang yang berpuasa, hendaknya ia tidak memperbanyak tidur di siang hari dan tidak memperbanyak makan di malam hari.

Hendaknya ia bersikap wajar saja akan hal tersebut, sehingga ia tetap merasakan rasa lapar dan dahaga (di siang harinya karena tidak banyak tidur, dan di malam harinya mampu berjaga kerana tidak terlalu kenyang).

Dengan demikian jiwanya akan bersih, nafsu syahwatnya akan melemah dan hatinya akan bercahaya. Inilah rahsia dan tujuan dari ibadah puasa"

Berkata Jalaluddin Rumi, "Jika otak dan perut mu terbakar karena puasa, Api nya akan terus mengeluarkan ratapan dari dalam dadamu

Melalui api itu, setiap waktu kau akan membakar seratus hijab.
Dan kau akan mendaki seribu derajat di atas jalan di dalam hasratmu".

Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menerangkan tiga tingkatan dalam berpuasa. 

Tingkatan pertama, adalah :
"Menahan makan dan minum dan menjaga kemaluan dari godaan syahwat.

Tingkatan kedua, :
"Selain menahan makan dan minum serta syahwat juga menahan pendengaran, pandangan, ucapan, tangan dan kaki dari segala macam bentuk dosa.

Tingkatan ketiga, "Menjaga pandangan hati agar senantiasa memandang Allah dan tidak terbersit kepada selainNya.

Bulan puasa adalah bulan riyadhah. 

"Arti riyadhah itu tarkul manam (meninggalkan tidur), tarkul anam (meninggalkan manusia, uzlah), tarkul tho'am ( meninggalkan makanan, lapar), tarkul kalam (meninggalkan berbicara, banyak diam)."

Berkata Syekh Abil Hasan As Syadzili, "Jika engkau ingin diberikan khusyu' maka janganlah memandang hal-hal yang diharamkan Allah.

"Jika engkau ingin dianugerahi hikmah maka janganlah berlebihan dalam berbicara (perbanyaklah diam).

"Jika engkau ingin merasakan lazatnya iman maka janganlah berlebihan dalam makanan."

Mudah-mudahan berkat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam. , Auliya Allah, Guru-guru kita dan orang-orang sholeh Allah ampuni dosa-dosa kita, dipanjangkan umur sehingga dapat bertemu dengan bulan ramadhan dan dianugerah sifat ikhlas, sabar, rediha dan shiddiq dalam amal dan tujuan.

Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh di Awal Malam Ramadhan

عن حفصة عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

 "Dari Hafshah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum terbit fajar, tidak ada puasa baginya.” (HR. Nasa’i no. 2291).

Niat dalam ibadah adalah masalah pokok yang tidak boleh diabaikan. Ibadah tanpa niat tentu sia-sia dan membatalkan ibadah itu sendiri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

.إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى

 “Segala amal itu tergantung niatnya dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya.” (Muttafaq Alaihi).

Termasuk puasa, baik wajib atau sunnah, puasa Ramadhan atau puasa selainnya, wajib niat. Yang menjadi perbedaan pendapat para ulama mengenai kapan harus berniat puasa, terlebih puasa Ramadhan. Jika dilihat dari teks hadis di atas, sepintas dapat kita pahami bahwa niat puasa hanya sah dilakukan sebelum masuk waktu fajar (Subuh), jika tidak demikian maka puasa diangap tidak sah. Namun demikian, para ulama berbeda pendapat mengenai kapan (waktu) berniat untuk melakukan puasa sebagai berikut:

Jumhur ulama, termasuk ulama madzhab Syafi’i, Maliki dan Hambali berpendapat bahwa niat puasa wajib, baik puasa Ramadhan, puasa nadzar, puasa kafarat dan puasa qadha’ wajib berniat sebelum Subuh. Adapun waktu boleh dilakukan setelah Maghrib sampai sebelum Subuh. Artinya, orang yang sengaja maupun lupa berniat puasa wajib di malam harinya, maka puasanya tidak sah dan wajib qadha’. Adapun untuk puasa sunnah boleh diniatkan sebelum masuk waktu Zuhur, selama orang itu tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan dan minum, muntah dengan sengaja, jima’ dan lain sebagainya.

Madzhab Hanafi memaknai hadis di atas adalah khusus untuk puasa wajib yang waktunya boleh kapan saja saja (tidak ditentukan) seperti puasa kafarat, puasa nadzar dan puasa qadha’. Adapun puasa wajib yang waktunya memang sudah ditentukan seperti puasa Ramadhan dan puasa sunnah seperti puasa Senin dan Kamis, puasa Syawal dan lain-lain boleh diniatkan setelah Subuh sampai dengan sebelum Zuhur. Artinya, orang yang lupa berniat puasa Ramadhan sebelum Subuh, boleh berniat selepas Subuh sampai sebelum Zuhur.

Adapun niat puasa Ramadhan adalah:

.نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى

 “Nawaitu shauma ghodin ‘an adaa’i fardhi syahri romadhooni hadihis-sanati lillahi ta’aalaa.”

Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”

Bagaimana solusinya jika suatu hari di bulan Ramadhan kita lupa berniat pada malam harinya?

Ada keringanan di dalam madzhab Maliki bahwa sah berniat di awal malam bulan Ramadahan untuk berniat puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Jika mengambil pendapat ini, maka tidak wajib berniat tiap malam untuk berpuasa Ramadhan. namun sebagai tindakan kehati-hatian, hendaknya tetap berniat tiap malam bulan Ramadhan untuk berpuasa.

Niat puasa Ramadhan sebulan penuh:

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذهِ السَّنَةِ كُلِّهِ لِلَّهِ تَعَالَى.

 “Nawaitu shauma syahri Ramadhaani hadzihis sanati kullihi Lillahhi Ta’aalaa.”

 Artinya: “Aku berniat puasa Ramadhan tahun ini sebulan penuh karena Allah Ta’ala.

Wallahu A’lam.

Sarannya, sebaiknya jamaah masjid dan mushalla diajak membaca niat puasa di malam pertama shalat tarawih dan witir.***

Penulis : Jefri Asmoro Diyatno
×
Berita Terbaru Update