Jakarta,detiknewstv.com Orang-orang yang cerdas & berilmu pasti mengetahui seberapa jauh kebersamaan. Sehingga mereka benar-benar menjaga kebersamaan dlm jamaah kaum muslimin & penguasa (pemerintah)-nya.
Adapun Pemimpin Negara yang bodoh, sama sekali tidak mengerti betapa pentingnya kehidupan berjamaah dgn satu penguasa. Bahkan mereka tidak mengerti mana yang lebih banyak antara satu & sepuluh
"Yakni, mana yang lebih besar antara korupsi, kolusi, atau nepotisme dgn pertumpahan darah dengan bangsanya sendri dalam perang saudara.
Seorang yang berilmu mengetahui bahwa dgn mengikuti bimbingan Sunnah Rasulullah dan berikut penerapannya yang dicontohkan salafus shalih,
Pasti Bangsa Indonesia akan terbimbing ke jalan yang terbaik. Namun Jokowi sama sekali tidak faham ideologi tata negara dan ideologi Pancasila.
Jokowi di nilai perusak NKRI berkedok Pancasila.
Rakyat Indonesia Krisis menghadapi penguasa yang dzalim yang bodoh berjalan bersama emosi & hawa nafsunya,
Pemimpin bodoh seperti Jokowi sekarang,merasa lebih pandai & lebih cerdas dari pada rakyat & para ulama yang merupakan para pewarisnya.
Jokowi dan kaum reaksioner selalu menyebabkan petaka & bencana di setiap zaman. Mereka tak memperbaiki keadaan Negara nya seperti pengakuan mereka tetapi justru menghancurkan kebersamaan. Bangsa Indonesia
“bukti-bukti” tentang penguasa kafirnya, yang kemudian berujung menghalalkan segala cara mengorbankan Rakyatnya sendri pertumpahan darah, pemecah Bela negara
Ibarat alamat palsu, & penerbit yg tak jelas. Namun seperti CD yang diputar ulang, isinya tetap sama seperti ucapan yang pertama: “Siapa yang tak berhukum dgn hukum Allah maka ia kafir.lah pemipaan Indonesia
Sama seperti Diriwayatkan dari 'Ubaid bin Rafi' bahwa ketika kaum Khawarij mengatakan “Tidak ada hukum kecuali hukum Allah”, Ali z pun berkata:
“Kalimat yang haq, namun yang mereka maukan adalah kebatilan.
Sungguh Rasulullah n telah menggambarkan kepada kami suatu kaum, maka kami pun telah mengidentifikasinya. Yaitu sekelompok orang yang berbicara kebenaran, namun tak melewati ini –sambil diam ke tenggorokannya–.
Mereka adalah makhluk-makhluk yang paling dibenci Allah l….” (HR. Muslim, Kitabuz Zakat juz 7 hal.173)
Kalau saja mereka menulis dalil-dalil tersebut dlm rangka terurai & mengancam, maka kamipun membayar. Karena Al-Imam Ahmad t menyatakan dlm masalah wa'id (ancaman):
Adapun kelemahannya, sangat jelas sekali. Karena mereka menerapkan dalil-dalil kepada orang-orang yang masih shalat, berpuasa, mengeluarkan zakat & pergi haji. Bukankah di antara hukum Allah l yang mendasar adalah ibadah tersebut?
Berarti mereka –paling tidak– masih berhukum dgn hukum Allah l dalam perkara-perkara yang sangat penting tersebut, yang merupakan dasar-dasar keislaman. Oleh karena itulah, Rasulullah n melarang kita untuk melawan penguasa yang masih shalat tidak seperti Jokowi perusak persatuan bangsa dan negara,
Tim Redaksi