Jakarta,Tak dipungkiri, PJ Gubernur Propinsi Papua Barat, Komjenpol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw (PEWE), sejatinya anugrah bagi pluralitas (kemajemukan) masyarakat Papua Barat.
Kaka PEWE, (demikian beliau sering disapa), adalah sosok Jendral Polisi Bintang Tiga Malang melintang berpengalaman dalam mengawal ideologi NKRI dari berbagai ancaman, rongrongan, gangguan yang datangnya dari luar maupun dari dalam.
Ditunjuknya beliau sebagai PJ Gubernur oleh Presiden melalui Kemendagri bukan saja harapan baru tapi juga sebagai solusi bagi rakyat Papua Barat atas stagnasi politik sebagai anti tesa atas kecenderungan umum kepemimpinan tribalisme primordial yang cenderung sektarian yang itu menggejala era Otsus bergulir di seluruh Tanah Papua secara umum dan lebih khusus Kota Manukwari Papua Barat.
Kaka PEWE (baca: Paulus Waterpauw), adalah kebanggaan anak-anak muda penuh cita-cita Papua. Karena Kaka PEWE adalah Jenderal Polisi Bintang Tiga pertama dan satu-satunya asal Papua dilingkungan Kepolisian Republik Indonesia. Punjak karirnya mencapai pangkat tertinggi Bintang Tiga Polisi, merupakan suatu prestasi yang membanggakan kita semua rakyat Papua.
Untuk mencapai dilevel itu tidaklah semudah yang bisa kita bayangkan tapi melalui proses, ditempa dengan berbagai pengalaman baik-buruk, susah-senang sangat kompleks. Beliau meniti karir dari bawah mulai dari Kapolsek Menteng, Jakarta Pusat, hingga Kapolda, Kabareskrim Mabes Polri, kini PJ Gubernur Papua Barat langsung ditunjuk dan dipercaya oleh negara (Presiden Jokowidodo).
Karir militer beliau terbilang mentereng, beberapa kali jadi Kapolda, Papua dan Papua Barat, Sumatera Utara dan dua kali jadi Kapolda Papua sebelum jadi Kabareskrim Mabes Polri, terakhir mengemban tugas negara sebagai Deputi Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).
Sedikit menelusuri latar belakang PJ Gubernur Papua Barat, Komjendpol Drs. Paulus Waterpauw (Kaka Pewe) tujuannya mengingatkan kita semua agar pengalaman dan jenjang karir hingga bisa mencapai ditingkat itu sudah tentu tak diragukan lagi pada dirinya terakumulasi potensi kemajuan, membawa perubahan Propinsi Papua Barat lebih maju, modern, lebih progressive, lebih innovative, reformative, dan lebih demokratis.
PJ Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw dengan demikian memulai melaksanakan tugas diawali dengan spirit (semangat) clean goverment (pemerintahan bersih) dari nuansa kolusi, korupsi, nepotisme, koncoisme (KKN) dilingkup pemerintahan Pripinsi Papua Barat.
Kaka PEWE dengan cepat merekontruksi sistem birokrasi Papua Barat yang tercipta sebelumnya rapuh, lemah, penuh pemborosan dengan langkah cepat dan konkrit melakukan innovasi penyegaran secara fundamental. Tentu saja hal ini mentalilatas semua pihak siap menerima perubahan itu berdampak protes.
Disini saya hanya ingin mengatakan bahwa guna mengejar ketertinggalan berbagai sektor pembangunan ditingkat nasional yang selalu menempatkan pembangunan Papua terbelakang diatas sumber daya kekayaan alam super kaya raya.
Maka langkah-langkah progressivitas seorang Jenderal, Kaka PEWE sudah seharusnya dan memang harus demikian jika ingin memajukan Papua Barat, cepat, tepat, tegas, ambil langkah ekstrim melakukan perubahan radikal agar Papua Barat kedepan lebih sehat, lebih modern, lebih bersih, endingnya Papua harus lebih maju dan beradab sesuai motto: Manukwari sebagai Kota Injil.
Sumber:Ustadz Ismail Asso, Pemerhati Propinsi Papua Barat