Sejak dilarangnya kelompok tani ke lahan untuk bercocok tanam,mereka Mendampinggi Badko HMI turun ke jalan untuk melakukan orasi, meminta bantuan pangan sekaligus juga berharap untuk dapat bertemu juga berdialog langsung dengan kepada Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat melintas.Bukannya terkabul, para pejuang hasil bumi itu malah dihadapkan dengan polisi yang menyulut emosi karena dinilai tidak memberikan suatu kebebasan menyampaikan ASPIRASI RAKYAT
Berjam-jam menunggu sambil memegang alat pengeras suara, kelompok tani berteriak dan menangis mengungkapkan atas kejadian peristiwa perampasan lahan, penghancuran rumah, pengrusakan hasil tanaman milik mereka yang hilangnya mata pencaharian serta pahitnya suatu tuduhan atas ganti rugi yang katanya telah diselesaikan. Ntah darimana, Korwil Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (PMPHI) Sumut, Gandi Parapat muncul dan menenangkan salah seorang dari massa.
“Sabar buk, ayo ibu tenang dulu. Kita kepinggir ya. Mau ibu itu dengarkan saya, terimakasih banyak bu,” ucap Gandi sembari menepuk pundak salah seorang anggota kelompok tani yang histeris di tengah jalan, Jumat (31/3/2023) siang.
Gandi, ternyata saat itu baru pulang dari acara peletakan batu pertama stadion madya atletik dan martial arts arena. Ia menangkap pesan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi yang meyakinkan tamu bahwa sport centre tidak bermasalah, dan halal. Namun, usai melihat perjuangan kelompok tani dan mahasiswa di jalan, ia menilai bahwa keterangan orang nomor satu di provinsi ini patut dicermati lagi.
“Saat di acara itu, Gubernur bilang kepada kami yang hadir intinya sport centre tidak ada masalah, dan halal. Tapi, waktu itu saya jalan pulang ada petani dan mahasiswa yang demon, loh,” tanya tokoh masyarakat Sumut ini.
Meski mempercayai Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi namun hadirnya mahasiswa mendampingi kelompok tani patut menjadi perhatian oleh seluruh pengambil kebijakan dan wakil-wakil rakyat di pusat. Sebab, Gandi menduga aksi protes mereka sejauh ini tidak dipedulikan.
“Bayangkan, banyak ibu-ibu yang menangis di jalanan saya lihat. Bayangkan jika itu adalah ibu kita atau keluarga kita. Tidak mungkin mereka berbohong. Apalagi ada Badko HMI Sumut yang mendampingi mereka,Itu organisasi besar loh. Kalau tidak ada masalah, pasti tidak akan mau adik-adik mahasiswa itu turun,” jelas Gandi.
Putra kelahiran Tapanuli Utara itu menyampaikan keprihatinannya kepada pemerintah di Sumut yang kurang cepat merespon persoalan ini. Jika masalah berlarut maka Gandi tidak yakin pembangunan dapat selesai secara maksimal, kecuali dipaksakan. Walaupun enggan mengomentari tingkat keberhasilan langkah tersebut, namun Gandi mengingatkan tentang akan adanya catatan hitam atas kinerja pemerintahan yang sekarang.||| Prasetiyo
PEWARTA HAUS BERITA BANG SILALAHI RAJA