Dengan dasar itulah, kita akan satukan dua taman ini. Sehingga nantinya pengunjung bisa nikmati dua taman sekaligus dengan ciri khas masing-masing," papar Djuhar, Selasa (3/10).
Menurut Djauhar, FGD ini menghadirkan lintas sektor terkait. Seperti kelurahan, kecamatan, Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP), Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) serta unsur pengurus RT/RW dan LMK.
"Melalui FGD, kami perlu masukan dari banyak pihak untuk pelaksanaan penyatuan dua taman ini, " ucap Djauhar.
Disebutkan, penyatuan dua taman ini juga didasari pembangunan dua rain garden, dua kolam retensi dan delapan sumur resapan di TMB Mandor Hasan.
Warga juga mengusulkan dilakukan pelebaran saluran air sepanjang 150 meter dan lebar 1,5 meter yang mengalir melintas TMB Mandor Hasan. Kondisi eksisting lebar saluran air hanya 80 sentimeter.
Selain itu, lanjut Djauhar, di TMB Mandor Hasan juga dibuatkan area urban farming seluas 100 meter persegi. Saat ini mulai ditanami Jagung 100 pohon, tanaman langka jenis Bisbull lima pohon dan Pepaya California 50 pohon.
"Seluruh pohon bantuan dari Sudin Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur akan ditanam pekan ini," ungkap Djauhar.
Sementara, anggota LMK RW 01 Bambu Apus, Wagino Barkah menambahkan, dalam FGD tersebut pihaknya mengusulkan pelebaran saluran air dan peninggian jembatan akses menuju TMB Mandor Hasan.
Menurut dia, setiap hujan deras saluran air tak mampu menampung debit air tinggi. Kemudian jembatan menjadi tempat berkumpulnya sampah yang terbawa arus. Sehingga air meluber ke jalan dan pemukiman warga dengan ketinggian sekitar 30-50 sentimeter.
"Kita usulkan pelebaran saluran air dan peninggian jembatan. Agar saat hujan deras air mengalir lancar dan tak melimpas ke jalan ," pungkas Wagino.