JAKARTA, DetikNewstv.com-Sejumlah warga di RW 09 Cibubur, mengeluhkan dan menyayangkan kinerja kontraktor pelaksana dinilai asal- asalan dan tidak profesional mengakibatkan sejumlah ruas jalan di sekitar lokasi pekerjaan proyek rusak parah.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD DKI Jakarta, Muhammad Idris angkat bicara dan akan mendesak Kepala Inspektorat Provinsi DKI Jakarta,Dhany Sukma.S.Sos.,M.A.P, untuk mengevaluasi kinerja Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Timur, dan pertanggungjawabkan kinerjanya.
“Bila memang terbukti ada pelanggaran dilapangan, Inspektorat harus segera bertindak bukan malah membiarkannya,” tegas wakil Ketua Komisi D, besutan Nasdem. Jumat (16/11/2024).
Hal yang sama, Ketua harian LSM-Antara, Anton P mendesak Inspektorat Provinsi DKI, untuk meninjau ulang Proyek pengelolaan dan pengembangan sistem Drainase di Kawasan Cibubur Rw 09 Jakarta Timur yang dipihak ketigakan.
Lebih lanjut kata Anton P,” yang terjadi dilapangan justru menimbulkan persoalan baru dan patut dipertanyakan," ucap Anton.P.
Diketahui, kontraktor pelaksana, PT.Sumber Batu, diduga tidak mengacu pada spesifikasi teknis dan kontrak perjanjian, mengakibatkan sejumlah ruas jalan di sekitar lokasi pekerjaan proyek menjadi rusak dan amburadul," beber Herman kepada sejumlah awak media.Kamis, (28/11/2024).
Tidak hanya itu, salah seorang warga yang berbeda mengaku sebagai perwakilan RW 09 Kelurahan Cibubur.
Dirinya mendesak Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Timur khususnya Inspektorat Provinsi DKI, untuk mengevaluasi kinerja pihak kontraktor yang nota bene sarat dengan penyimpangan. Tampak dilokasi kegiatan, sejumlah tutup saluran ambles termasuk lapisan aspal bergelombang,"uangkapnya.
Dikatakan," permasalahan ini sebelumnya sudah pernah disampaikan kepihak kontraktor, hanya saja pihak kontraktor pelaksana sepertinya mengabaikannya dan membiarkannya.
Akibat tidak adanya respon dari pihak kontraktor untuk memperbaikinya, padahal bobot pekerjaan dilapangan sudah hampir selesai,” ucap warga kesejumlah awak media.
Pantauan dilapangan, tampak sejumlah kondisi jalan dan drainase mengalami kerusakan dan terjadi retak pada sejumlah titik jalan.
Tidak adanya tindak lanjut dari Suku Dinas SDA Jakarta Timur bahkan dari pihak kontraktor sejumlah warga sangat menyayangkan terjadinya pembiaran sehingga kondisi jalan terkesan diabaikan termasuk jalan sudah retak, ambles, hingga lapisan aspal yang mengelupas dan tampak menggelembung.
Mestinya, proyek yang menggunakan uang dari hasil keringat rakyat yang dialokasikan Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2024, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur, namun justru menimbulkan persoalan baru dan terjadi kerusakan.
Ironisnya lagi, “setelah proyek selesai, kondisi jalan malah tidak rata dan ada sebagian yang ambles, dan ini sangat berbahaya, apalagi disaat musim hujan seperti sekarang,” ujar Herman.
Selain itu, pengakuan sejumlah warga, "bahwa kondisi jalan berpotensi membahayakan pengguna jalan, terutama bagi pengendara roda dua maupun roda empat.
"Ketidaksesuaian hasil pengerjaan dengan spesifikasi teknis dan kontrak perjanjian menjadi pemicu kekecewaan di kalangan warga setempat".
hasil penelusuran Tim Awak media dilokasi Rw 09 Cibubur, bahwa kegiatan proyek yang bersumber dari APBD, kualitas pekerjaan diduga asal jadi/ amburadul.
Akibatnya, sejumlah warga setempat akan melaporkan pekerjaan yang dipihak ketigakan (kontraktor pelaksana), kepihak yang berkompeten untuk melakukan pemeriksaan atau evaluasi kembali terhadap kegiatan yang dibiayai dari APBD,” lanjut Herman.
"Sejumlah warga, berharap melalui Suku Dinas SDA Jakarta Timur, untuk mengevaluasi pekerjaan dan memastikan proyek yang sedang dikerjakan kontraktor pelaksana sesuai dengan yang diharapkan maupun aturan yang berlaku," pungkasnya.
Tidak hanya itu, pantauan dilokasi saat berlangsung kegiatan, tampak pekerjaan galian tidak dilakukan seperti.Antara lain:
1. tidak memasangan bouwplank maupun rambu-rambu lalulintas.
2. tidak menggunakan benang untuk menentukan titik elevasi.
3. tampak dilapangan pemasangan u-ditch terlihat jaraknya mencapai 7 cm s/d 10 cm dan tidak saling mengunci.
4. pakta dilapangan tidak menggunakan lantai kerja.
5. tidak dilakukannya pengukuran (pengukuran longitudinal) untuk mencari trase saluran dan batas pembebasan) dan pengukuran cross section untuk mencari elevasi kemiringan saluran (elevasicross).
6. saat dilakukan penggalian tampak sejumlah ruas jalan retak dan bahkan sudah pecah, hal ini akan menimbulkan persoalan baru bagi warga/ pengguna jalan dan sebagainya.
Dugaan terjadinya penyimpang, diakibatkan lemahnya pengawasan Suku Dinas SDA Jakarta Timur, terhadap pekerjaan yang dilaksanakan pihak kontraktor mengakibatkan adanya celah dan ruang terjadi peluang pengurangan volume.
Sejumlah warga mempertanyakan tupoksi Konsultan Pengawas (PT.Mugi Reka Perdana), dipertanyakan kinerjanya.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Administrasi Jakarta Timur, Abdul Rauf Gaffar dan juga selaku Kuasa Penggunan Anggaran (KPA)/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), tidak menanggapinya bahkan pemberitaan sudah berulangkali disampaikan lewat Aplkasi WhatsAppnya juga tidak diresponnya terkait keluhan masyarakat..Jumat, Selasa, (25/11/2024) tepat pukul 14.01.Wib.
Hal yang sama juga dengan Kepala Seksi Pembangunan Suku Dinas SDA Jakarta Timur, Tengku Saugi Zikri selaku PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan), juga tidak menanggapinya.Selasa, (25/11/2024).
Diwaktu yang berbeda, Jubel P, selaku pelaksana dilapangan menjelaskan, pihaknya akan segera memperbaiki jalan yang rusak kembali seperti semula dan berjanji akan segera memperbaikinya, bahkan pengakuan pelaksana sudah koordinasi ke pihak RW untuk diperbaiki kembali,” jelasnya lewat pesan singkat Aplikasi WhasApp miliknya
( Anto)