Jakarta, detiknewstv.com-Sejumlah kalangan mendesak Inspektorat Provinsi DKI Jakarta terkait dugaan penyimpangan Pekerjaan di TPU Budidharma Semper Barat yang dikerjakan pihak kontraktor diduga berpotensi terjadi penyimpangan.
Pakta dilapangan tampak sejumlah item pekerjaan seperti pekerjaan Jalan Beton K.300 hingga pekerjaan pasangan batu drainase menjadi teka-teki dan menjadi pertontonan sejumlah pengunjung makam.
Salah seorang pengunjung saat melalui jalan tersebut menggerutu dan tidak disebut namanya, tadinya jalan tersebut bisa dilalui dua kenderaan minibus namun sekarang hanya bisa dilalui satu (1) kenderaan minibus,” ujarnya dengan kesal.
Melihat kondisi jalan terjadi pengurangan lebar jalan baik dari sisi kanan maupun sisi kiri jalan. akan menimbulkan persoalan baru bagi pengguna kenderaan roda empat,” pungkas Rico dengan kesal.
Dan awalnya jalan tersebut bisa dilalui dua kenderaan saat berpapasan namun dengan pekerjaan yang baru saja selesai akhirnya hanya bisa dilalui satu kenderaan roda empat,” ujarnya Rico.
Hasil penelusuran dilapangan, dugaan telah terjadinya pengurangan volume dan besar kemungkinan tidak merujuk dengan gambar perencanaan. Yaitu untuk pekerjaan jalan K-300, sebelumnya Lebar jalan 4 meter. Antara lain:
1. pakta dilokasi pekerjaan jalan beton, untuk pekerjaan jalan K 300 yang baru saja dikerjakan ± 3.57 cm.
2. dugaan pengurangan lebar jalan sisi kiri ± 25 cm.
3. dugaan pengurangan volume pada pekerjaan jalan sisi kanan ± 14 cm
Tidak hanya itu, untuk Pekerjaan Pasangan batu drainase patut dipertanyakan sarat dengan penyimpangan dan kejanggalan. Antara lain:
1. dimulai dari pasangan batu kali tampak kemiringan dipertanyakan termasuk pemakaian suling-suling tujuannya untuk menghindari longsor dan pergeseran tanah.
2. Menggunakan air kali untuk campuran adukan semen dan bukan menggunakan air Pam dan ini akan berdampak terhadap kualitas pekerjaan dan kemungkinan hanya hitungan bulan akan hancur dan sebagainya.
Sebelumnya sudah pernah diberikan, namun pihak kontraktor belum memberikan respon yang signifikan.
Pantauan dilapangan, tampak sejumlah pekerja sedang menggunakan air kali untuk campuran adukan semen.
Saat ditanya, kenapa menggunakan air kali dan bukan menggunakan Air PAM, enggan menjawabnya. Namun mengakui, menggunakan air dari kali, ditampung didalam drum yang sudah disediakan,” ujar salah seorang pekerja diminta namanya tidak dipublis. Rabu, (23/10/2024) tepat pukul 15.12 Wib.
Diketahui anggaran yang dialokasikan tersebut sebesar Rp.2.759.690.136,00. Kontraktor Pelaksana PT.Menteng Jaya Konstruksi Nomor SPK 1413/PN.01.02 dengan waktu pelaksanaan 105 hari kalender.
Ketua Harian LSM-Antara Anton P angkat bicara, mendesak Inspektorat Provinsi untuk segera ditinjau kembali kegiatan yang dianggarkan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta.
Lebih lanjut kata Anton P, supaya kegiatan yang menggunakan uang rakyat ditinjau sebelum dibayar,” tegas Anton P. kepada sejumlah awak media.
Ketua Harian Antara Anton P mendesak Inspektorat untuk segera meninjau ulang Penataan RTH Makam di Provinsi DKI khususnya di TPU Budidharma Jakarta Utara. mengacu pada Bill of Quantity dan gambar perencanaan bukankah sudah dibuat persyaratan penggunaan air untuk adukan semen ?
“Campuran adukan semen harus menggunakan air Pam. Karena air kali akan menyebabkan korosi dan menurunkan kekuatan hinnga melemahkan struktur,“ tegas Ketua Harian LSM-Antara dan ini harus segera di evaluasi sebelum dibayar.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta Utara, Bayu Dirgantara selaku Pengguna Anggaran tidak memberikan respon padahal sudah menyampaikan lewat Aplikasi WhatsApp miliknya.Selasa,(30/10/2024).
Hal yang sama dengan Pejabat Pembuat Komitment (PPK) selaku yang menanda tangan Pakta integritas maupun kontrak dengan Direktur Pelaksana. Rabu, (30/10/2024).
Termasuk dengan kontraktor pelaksana PT.Menteng Jaya Konstruks dan juga Selaku perencana kegiatan Penataan RTH Makam TPU Budidharma PT.Karya Yasa Cipta Consult dan Konsultan pengawas PT.Geja Cahaya Mandiri, tidak berhasil dihubungi.
( Anto)