Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Wartawan Gadungan (Wargad) Hantui Pejabat dan Masyarakat di Langkat

November 23, 2024 | November 23, 2024 WIB Last Updated 2024-11-23T00:43:21Z
Langkat,  detiknewstv.com-Wartawan gadungan atau akrab disebut wartawan bodrek masih eksis dan menghantui para pejabat dan masyarakat di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. 

Dan, ulah jurnalis palsu itu banyak membuat masyarakat mengadu ke PWI Langkat bahkan ke PWI Sumut.

Dari zaman orde baru hingga sampai saat ini cara dan ciri-ciri mereka tetap sama. Hanya bermodalkan kartu pers yang tidak jelas media (nya) dan fisik lembaran surat kabar yang hanya terbit satu atau dua edisi.

Dengan kedua modal tersebut, para oknum wartawan gadungan (Wargad) siap beraksi. Bahkan akibat ulah mereka, semua insan pers sebenarnya (asli) kena dampaknya.

Baru-baru ini beberapa pejabat di Kabupaten Langkat mengeluh bahkan mengaku menjadi korban pemerasan dan sapi perahan Ajung Tunai Mandiri (ATM) oknum wartawan gadungan (Wargad).

Modusnya, kata pejabat yang tidak mau disebut namanya, oknum wartawan bodrek, dan CNN serta Muntaber menjumpai dirinya dengan tujuan wawancara. Tapi ujungnya meminta uang.

Bahkan tak jarang dengan cara lobi-lobi dan berakhir pemerasan dikalangan pejabat di Kabupaten Langkat.

Ketua Persatuan wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Langkat, Darwis Sinulingga tidak tinggal diam. PWI telah banyak menggelar sosialisasi setiap Intitusi Pemkab Langkat dan sarana pendidikan.

Tujuannya mendorong masyarakat, terutama yang menjadi korban, agar tegas melawan praktik wartawan gadungan atau CNN dan Muntaber.

Anggota PWI Langkat, H.Ilyas mengatakan, masyarakat perlu mengenal perbedaan praktik wartawan profesional dengan wartawan gadungan alias wartawan Bodrek atau cuma nengok-nengok (CNN) serta media tanpa berita (Muntaber).

H.Ilyas berharap kepada masyarakat dan terutama para kalangan pejabat di Kabupaten Langkat agar melaporkan apabila ada terdapat oknum yang mengaku wartawan dan berbekal KTA dan mencurigakan, segera laporkan kepihak yang berwajib atau ke polisi setempat.

Masih kata H.Ilyas, katanya, biasanya modus wartawan bodrek hanya berbekal KTA made in sendiri. Lalu si wartawan (bodrek-red) akan mengaku sebagai wartawan asli dari media yang sesuai KTA (kartu pers) yang dicetaknya sendiri.

“Masyarakat gambang menandai mana wartawan asli dan gadungan. Yang asli akan terbit beritanya di media tempat dia bekerja, sementara wartawan gadungan tidak akan pernah terbit beritanya,” kata H. Ilyas anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Langkat kepada detiknewstv.com.

Penulis: J P
×
Berita Terbaru Update