Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Diduga Polres Langkat Peti-eskan Kasus Pembacokan Wartawan

Januari 13, 2025 | Januari 13, 2025 WIB Last Updated 2025-01-13T03:57:41Z
BABALAN- Dua pelaku pembacokan Lisa Ardi, wartawan POSMETRO di Langkat, masih bebas menghirup udara segar pasca dilaporkan setengah tahun lalu di Polres Langkat.

Sesuai dengan Laporan Polisi Nomor: LP/B/329/VII/2024/SPKT/POLRES LANGKAT/POLDA SUMATERA UTARA, tanggal 07 Juli 2024.

Parahnya bukan saja belum ditangkap, salah satu pelaku (Wandi) beberapa kali terus mengancam keselamatan Ardi berserta keluarga, jika Ardi tidak mencabut laporan atas dirinya di Polres Langkat.

“Dia (pelaku) minta aku cabut laporannya bang, katanya (Wandi) percuma laporan ku di Polres Langkat tidak akan pernah ditanggapi, karena semua sudah dikondisikan,” ungkap Ardi saat ditemui di Securai Utara, Kecabatan Babalan, belum lama ini.

“Jadi kalau laporan itu gak dicabut, dia bilang hati hati dengan keselamatan ku dan keluarga aku.

Apalagi sempat dia masuk penjara karena laporan ku, lepas dari penjara dia akan balas, sasarannya aku dan keluarga.

Ancaman ini dua kali disampaikan ke aku saat jumpa di jalan bang,” tambah Ardi.

Dirinya pun sangat berharap Polres Langkat segera menangkap para pelaku pembacokan dan bandar narkoba (RN) yang kuat diduga sebagai otak pelaku.

Sebab menurutnya, hasil visum sudah ada, istrinya salah satu saksi dan peristiwa terjadi di depan warung kedai milik warga, dimana pemilik warung melihat peristiwa itu.

“Artinya jika pihak Polres Langkat serius menangani kasus ini, dua unsur alat bukti semuanya sudah bisa tercukupi dan pelaku masih sering terlihat di Securai, jadi sudah dapat segera ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” harapnya.

Dikonfirmasi soal itu, Kasat Reskrim Polres Langkat, AKP Dedi Mirza menjelaskan pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka dan pihaknya tengah melakukan penyelidikan keberadaan pelaku.

Sambil memohon informasi keberadan tersangka.

“Kami sudah menetapkan, saat ini sedang berupaya melakukan penyelidikan keberadaan TSK.

Jika ada informasi tersebut kami sangat berterimakasi,” jawabnya melalui pesan whatsaap, Minggu (12/1/2025).

Peredaran narkotika jenis sabu dinilai marak di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan jajaran Polres Langkat.

Sangking maraknya dari informasi sumber, para bandar bebas mengedarkan barang haram itu tanpa tersentuh hukum.

Mereka sesuka hati mendistribusikan sabu meracuni masyarakat dan generasi emas bangsa.

Parahnya lagi, para bandar sabu di wilayah Pangkalan Brandan Kecamatan Babalan dinilai beringas dan brutal. Keberadaan bandar ini benar-benar mengancam keselamatan warga sekitar.

Mereka tidak segan menghabisi siapa pun yang mencoba ikut andil memberantas bisnis sabu nya. Seperti penganiayaan yang dialami wartawan POSMETRO di Kabupaten Langkat, Lisa Ardi.

Ardi dibacoki kepalanya hingga bersimbah darah oleh dua orang diduga kuat suruhan bandar sabu di Babalan, inisial RN.

Lokasi pembacokan depan sebuah warung berada di jalan (Dusun) Alur Rejo, Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan, Jumat (5/7/24) sekitar pukul 02.15 WIB lalu.

Akibatnya Ardi mengalami luka serius, darah segar terus mengucur deras dari kepalanya hingga pihak Puskesmas Securai pun tidak sanggup menangani.

Ardi harus dilarikan ke RSU Mahkota Bidadari di Kecamatan Gebang, Langkat untuk mengobati (menjahit) dua luka robek di kepala akibat bacokan.


Diketahui, pembacokan Ardi kuat diduga direncanakan bandar sabu RN. Dimulai dari pemberitaan maraknya peredaran narkotika di Desa Securai Utara, Kecamatan Babalan, Langkat terbitan Sabtu (29/6/2024).

Pemberitaan itu membuat bandar sabu RN terusik. RN pun semakin berang, akibat pemberitaan pondok-pondok (barak) sabunya digerebek pihak berwajib kala itu.

Informasinya, lokasi penggerebekan di sekitar pabrik getah yang sudah tutup di Dusun II Securai Pasar pada Kamis (4/7/2024) lalu.

Dari situ, RN mengirim dua orang kaki tangannya untuk menculik Ardi. Dua kaki tangan itu, memiliki pangilan BARIK warga Desa Palumanis, Kecamatan Gebang.

Rekannya, sering dipanggil WANDI alias PAEH. Pria sebatangkara yang tinggal di Titi Panjang Securai Pasar, Dusun Alur Rejo, Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan.

Sebelum membacok, kedua pelaku sempat berdialog dengan Ardi. Mereka diketahui sudah saling kenal.

Ardi awalnya tengah mengendarai sepeda motornya untuk menjalani aktivitas jurnalistik.

Ditengah perjalanan, kedua pelaku yang mengendarai sepeda motor matic jenis yamaha mio menghentikan Ardi.

Awalnya Ardi dihentikan dekat rel kereta api (KAI). Lantaran disekitar lokasi terlihat sunyi, Ardi pun berwaspada.

Setelah mengamati gerak gerik kedua pelaku yang mencurigakan, Ardi mengajak keduanya ke depan sebuah warung kedai milik warga sekitar. Tujuannya agar dekat dengan keramaian orang-orang.

Dilokasi itu, ketiganya mulai melakukan perdialogkan sebelum terjadi pembacokan berutal.

Barik menanyakan, ada persolaan apa antara Ardi dengan RN. Lalu Barik bertanya, kenapa masalahnya tidak diselesaikan.

“Dia (Barik) tanyak, ada masalah apa dengan RN. Lalu ku jawab, soal pemberitaan sabu sudah tidak dilanjutkan,” ungkap Ardi.

Berita tidak dilanjutkan Ardi, demi menjaga keselamatan dan keamanan dirinya dan keluarga, sebab sudah mendapatkan ancaman sebelumnya.

Lalu Barik mengatakan ke Ardi, bahwa dirinya sudah dua malam berpikir untuk melakukan intruksi menculik Ardi.

“Barik bilang, dia dua malam mikirkan (mempertimbangkan) untuk menculik saya,” ujar Ardi.

Selanjutnya, Barik meminta uang ke Ardi agar intruksi dari RN untuk melukai Ardi tidak dilakukannya.

“Sini ada uang kau, biar aku gak apain (melukai) kau,” sebut Ardi menirukan perkataan Barik.

Ardi pun menjawab, dirinya sama sekali tidak memiliki uang. Mendengar jawaban itu, tubuh Ardi langsung dipegang oleh Wandi (rekan Barik).

Lalu Barik pun mengeluarkan parang pendek dari jaketnya dan membacoki kepala Ardi sebanyak dua kali.

Senjata tajam itu, sejak awal sudah dipersiapkan Barik. Disimpan dibalik jaket yang dikenakan Barik, tepatnya dibagian perut depan Barik.

Melihat Ardi bersimbah darah dan merintih kesakitan, kedua pelaku pun langsung tanjap gas, kabur melarikan diri mengendarai sepeda motornya.

Ardi sambil menahan sakit, dan memegang kepala menahan aliran darah berupaya sekuat tenaga mengendarai sepeda motornya menuju rumah seorang mantri.

Karena mantrinya tidak ada, Ardi kembali bersusah payah pergi menuju Puskesmas Securai dan akhirnya harus dirujuk ke RSU Mahkota Bidadari untuk mendapatkan perawatan medis, mengobati lukanya.

Informasi itu dari pengakuan Ardi saat ditemui di ruang IGD RSU Mahkota Bidadari, Jumat (5/7/24).


Penulis: Tim Redaksi
×
Berita Terbaru Update