LANGKAT, DETIIKNEWSTV.COM-Selain membeberkan penyebab mahalnya harga gula di Sumatera Utara, Menteri Koordinator (Menko) bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengatakan jika varietas tebunya sudah usang.
Tak hanya itu, bahkan kondisi tebu juga seperti terkena "stunting" alias kurus-kurus.
"Tadi saya lihat perkebunannya, varietas tebunya sudah usang. Saya lihat di Lumajang, di Malang, jauh bedanya. Ini tebunya kena stunting, kurus-kurus," ujar Zulhas saat menyambangi PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Pabrik Gula (PG) Kwala Madu, yang berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Selasa (21/1/2025).
Zulhas menegaskan jika varietas tebu tersebut harus diperbaiki.
"Jadi itu harus diperbaiki varietasnya, pabriknya sudah ada, bahkan mau bikin satu lagi. Tentu kita bisa meningkat sampai 60-70 ribu ton atau sudah 100 persen itu, dengan lahan yang ada," ujar Zulhas.
Kemudian Zulhas menambahkan jika ia sudah menyampaikan kepada Pj Bupati Langkat dan bupati terpilih, ajak PTPN dan melihat di mana lahan yang cocok untuk menanam tebu.
"Nanti dikelola dengan anak-anak milineal dan dinanti dibiayai perbank-an," ujar Zulhas.
Sedangkan itu Direktur Utama PT SGN, Mahmudi menjelaskan, jika kedatangan Zulkifli Hasan mendorong pihaknya untuk percepatan swasembada pangan.
"Di mana memang PTPN dalam hal ini juga PT SGN melalui perpres 40 tahun 2023, diberikan tugas untuk swasembada gula konsumsi dan nantinya swasembada gula secara Nasional. Kemarin kita di chalange pada gula konsumsi bisa maju, dari tahun 2029 hingga ke tahun 2027. Kami yakin tentunya kunjungan hari ini, beliau tadi di lapangan melihat kondisi lapangan yang ada dan apa yang kita kerjakan," ujar Mahmudi.
Mahmudi juga menegaskan pihaknya akan melakukan penggantian varietas serta, meningkatkan produktivitas.
"Saat ini 70 ton perhektar dan meningkat menjadi 85 perhektar dengan randomnya yang juga nanti akan kita tingkatkan yang saat ini 6,5 menjadi 8 persen. Artinya dengan 3 tahun ke depan pada tahun 2027, kita ditugaskan untuk memproduksi gula dua kali lipat," ujar Mahmudi.
Direktur Utama PT SGN ini berharap, selama ini PT SGN mensupport hanya sekitar 20 persen dari kebutuhan gula di Sumatera Utara, setidaknya dalam 3 tahun kedepan, pihaknya dapat mensupport setidaknya lebih kurang 50-60 persen.
"Dan sehingga disparitas harga antara Jawa, Bali, dan Sumatera Utara tidak terlalu jauh. Saat ini luas kebun kita sekitar 6.200 hektar, dan nantinya di tahun 2027 kita sudah merencanakan 9000 hektar," ujar Mahmudi.
Sementara itu, PT SGN memiliki kebun di Kwala Madu dan Sei Semayang.
Penulis: Joko. P