Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Dr. Agus Surachman S.H, :Prabowo Harus Memberikan Sanksi Atas Kebijakan Menteri Bahlil Lahadalia Yang Selalu Menyusahkan Rakyat

Februari 06, 2025 | Februari 06, 2025 WIB Last Updated 2025-02-06T07:06:01Z
 
JAKARTA, DetikNewstv.com-Kebijakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang melarang penjualan Elpiji 3 Kg oleh pengecer menuai polemik dan kecaman. Ungkap Dr Agus Surachman kepada wartawan pada (6/2/25)


Dalam hal ini Akademisi Dr. Agus Surachman Mengatakan,Kebijakan tersebut sudah merugikan masyarakat kecil dan bahkan diduga berkontribusi terhadap insiden tragis meninggalnya seorang ibu berusia 63 tahun di Pamulang, Tangerang Selatan. 


Reaksi keras pun muncul, termasuk dari Presiden Prabowo Subianto yang meminta Menteri ESDM segera membatalkan kebijakan tersebut.

Pertanyaan mendasar yang muncul adalah, atas dasar apa Bahlil mengambil kebijakan ini? Apakah ada perintah dari Presiden, atau justru inisiatif pribadi yang kurang mempertimbangkan dampaknya? 


Akademisi Dr Agus Surachman S.H , menegaskan saya yakin bahwa larangan tersebut bukanlah perintah dari Prabowo. Justru Bahlil membangun kontradiktif terhadap Prabowo ujarnya.

Bahlil Jokowi dan antek-anteknya sengaja obrak Abrik negara ini untuk menjatuhkan Prabowo Subianto, untuk di gantikan Prabowo dari presiden RI tegasnya.

Ia juga mengatakan,Publik berhak mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas keputusan ini.

Potensi Sanksi bagi Bahlil Lahadalia sebagai pejabat publik, setiap kebijakan yang diambil harus mempertimbangkan kesejahteraan rakyat. Ujarnya.


Jika kebijakan tersebut menimbulkan dampak negatif yang luas, maka perlu ada pertanggungjawaban.

 Ada Empat kemungkinan sanksi yang dapat dijatuhkan kepada Menteri Bahlil:

1. Teguran Resmi
Presiden melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) dapat memberikan teguran tertulis kepada Bahlil. Teguran ini penting sebagai bentuk peringatan dan pertanggungjawaban kepada publik. Transparansi dalam menyampaikan teguran juga akan menunjukkan komitmen pemerintah terhadap kepentingan rakyat.


2. Pencopotan dari Jabatan Menteri
Jika kebijakan ini terbukti diambil tanpa koordinasi dengan Presiden dan mengganggu stabilitas program pemerintah, pencopotan dari jabatan bisa menjadi opsi. Keputusan sepihak yang berdampak luas dan berpotensi merusak citra pemerintahan adalah hal yang tidak bisa ditoleransi.



3. Proses Hukum
Dalam kasus yang lebih serius, Bahlil bisa dimintai pertanggungjawaban hukum. Jika kematian warga akibat antrean Elpiji 3 Kg dikategorikan sebagai kelalaian yang menyebabkan kematian (Pasal 359 KUHP), atau bahkan dianggap sebagai perbuatan dengan kesengajaan terselubung (dolus eventualis) sesuai Pasal 338 KUHP, maka proses hukum harus ditegakkan.

4. Beli gas LPG harus foto KTP,
Ini sangat berbahya untuk pemilu masa depan yg akan datang.
Takutnya di salahgunakan oleh Bahlil untuk manfaatkan suara rakyat menguasai kembali di pemerintahan THN 2029 mendatang ujarnya.

Rekam Jejak Kontroversial

Bahlil bukanlah sosok yang asing dari kontroversi. Pernyataannya tentang keinginan pengusaha agar Jokowi menjabat tiga periode, pembelaannya terhadap proyek IKN, hingga persoalan gelar akademik yang dipersoalkan, menunjukkan rekam jejak yang kerap menuai kritik. Selain itu, kebijakan terkait perizinan tambang yang diberikan kepada ormas keagamaan juga menimbulkan perdebatan. Tegasnya.


Sebagai bagian dari kabinet Prabowo, Menteri ESDM seharusnya berperan dalam mendukung visi dan program pemerintahan yang berpihak kepada rakyat. Namun, kebijakan yang diambil Bahlil justru menimbulkan gejolak sosial dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Tegas Agus Surachman 

Kesimpulan

Kasus ini menjadi ujian bagi pemerintahan Prabowo dalam menegakkan disiplin kabinet dan memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil benar-benar sesuai dengan kepentingan rakyat. Jika Bahlil tidak segera memberikan klarifikasi dan pertanggungjawaban yang memadai, maka langkah tegas perlu diambil.

Apakah Bahlil akan menunjukkan empati dengan mendatangi keluarga korban dan meminta maaf? Ataukah ia akan tetap bertahan dengan keputusannya? Publik menanti kejelasan dan tindakan tegas dari pemerintah.


Penulis : Tim Redaksi
×
Berita Terbaru Update